Alhamdulillahsih rasanya normal2 aja kalo buat jalan sholat naik turun tangga (kampus ane 7 lantai dan naik turun tangga trs karena lift penuh ciwi2 malu dong ane cowo naik lift hehe) dan baru baca thread ini jadi ada pertimbangan buat operasi juga sih gan akhirnya. Rasanya sakit banget & pada saat itu gue kira kaki/dengkul gue patah Tapisesudah itu biasa saja. Beberapa hari ini tiba2 sakit,untuk naik tangga,bangun dari duduk maupun tidur sakit sekali,hrus dibantu utk berdiri. Until sholat msh bisa,tapi ketika sujud dan bangun berdiri setelah sujud sakit sekali. Kira2 istri saya sakit kecetit atau saraf kejepit. Mohon penjelasan. Bagaimana terapi/ Lorenzo"Bermuka Dua", Rossi selalu Tampil Asli. { 17 Februari 2010 @ 19:23 } · { UMUM } { Tags: SPORT } · { Tinggalkan sebuah Komentar } JAKARTA, James Toseland punya kenangan dan kesan terhadap Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, saat masih tergabung di tim Yamaha. Pebalap Inggris yang tahun lalu memperkuat tim satelit 4solusi dan penyebab lutut sakit saat squat , wajib tonton ! lutut sakitlutut sakit, bahulutut sakitlutut sakit, bahusakitlutut sakitlutut sakit, bahulutut sakitlutut sakit, bahusakit, low backlutut sakitlutut sakit, bahulutut . nyeri lutut dan 5 hal yang memperparah kondisinya SLEMAN Pelatih timnas U16 Singapura, Angel Toledano Flores, mengakui level timnya masih kalah jauh di bawah timnas U16 Indonesia. Hal itu disampaikan Angel Toledano seusai Singapura kalah telak 0-9 dari timnas U16 Indonesia pada matchday kedua Grup A Piala AFF U16 2022, Rabu (3/8/2022). Dibawah ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sakit betis: 1. Kram otot. Kram terjadi ketika otot mengalami kontraksi atau mengencang secara tiba-tiba. Sakit betis karena keram otot umumnya disebabkan oleh olahraga atau aktivitas berat yang dilakukan mendadak dan berlebihan, dehidrasi, maupun cedera otot. 2. . Pernahkah Anda mengalami lutut berbunyi saat sedang beraktivitas? Misalnya, saat berjalan, berolahraga, menaiki tangga, atau bahkan sekadar menekuk atau meluruskan kaki saja. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan nama krepitus atau krepitasi. Lutut berbunyi umumnya tidak berbahaya, tetapi beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan lutut sakit saat berbunyi. Jika kondisi lutut sakit dan sering berbunyi terus berlanjut, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Penyebab lutut berbunyi Kondisi lutut berbunyi yang wajar tidak disertai keluhan lain pada lutut. Di sisi lain, ada beberapa penyebab lutut sakit dan sering berbunyi mungkin memerlukan perawatan dan penanganan medis secara khusus. 1. Gelembung gas Gas dapat bertumpuk di sekitar sendi lutut dan membentuk gelembung kecil pada cairan sinovial. Gelembung ini dapat pecah sehingga menyebabkan lutut mengeluarkan bunyi saat ditekuk atau digerakkan. Meski demikian, hal ini tidak menimbulkan rasa sakit. 2. Peregangan pada ligamen dan tendon Ligamen dan tendon di sekitar lutut dapat mengalami sedikit peregangan saat melewati benjolan kecil yang bertulang. Ketika posisi lutut dikembalikan seperti semula, Anda mungkin bisa mendengar lutut bunyi krek’ tapi tidak sakit. 3. Variasi bentuk lutut Setiap orang dapat memiliki bentuk tubuh yang berbeda, termasuk pada bentuk jaringan dan komponen penyusun lutut. Kondisi ini bisa disebabkan bawaan sejak lahir atau terjadi seiring bertambahnya usia, seperti adanya trauma atau kelainan pada pertumbuhan lutut. Sehingga, beberapa orang mungkin dapat mengalami lutut berbunyi saat ditekuk dan memiliki lutut yang lebih berisik jika dibandingkan dengan lutut kebanyakan orang pada umumnya. 4. Cedera Lutut sakit dan sering berbunyi juga bisa disebabkan oleh trauma atau menjadi tanda adanya cedera. Lutut juga merupakan salah satu bagian tubuh yang rawan mengalami luka dan benturan yang keras saat terjatuh. Beberapa cedera yang menyebabkan lutut atau dengkul bunyi, di antaranya robeknya tulang meniskus, chondromalacia patellae, dan sindrom nyeri tempurung lutut sindrom patellofemoral. 5. Radang sendi Radang sendi atau arthritis merupakan salah satu penyebab lutut berbunyi yang paling umum. Meskipun umumnya diderita oleh orang yang berusia 50-an, kondisi ini sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja. Arthritis terjadi saat tulang rawan lutut mengalami aus karena penggunaan seiring bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan peradangan sehingga lutut sakit dan sering berbunyi saat digerakkan. Penderita arthritis dapat kesulitan bergerak karena lutut sakit saat berbunyi sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya. 6. Pascaoperasi Operasi lutut juga bisa menjadi penyebab lutut berbunyi. Hal ini dapat terjadi saat prosedur yang dilakukan menyebabkan perubahan pada kondisi lutut sehingga lutut atau dengkul bunyi saat digerakkan setelah operasi. Baca JugaCedera Ligamen Lutut, Gejala, Penyebab, dan Cara PengobatannyaLutut Tak Bisa Lurus, Bisakah Kembali Normal?12 Obat Nyeri Sendi Lutut Tradisional dari Bahan Alami Ampuh dan Aman Perlukah lutut berbunyi diobati? Lutut berbunyi umumnya merupakan kondisi normal yang tidak membahayakan jika tidak diiringi dengan berbagai gejala lainnya. Namun, jika Anda juga merasakan lutut sakit saat berbunyi, kondisi ini sebaiknya segera diatasi. Lutut sakit dan sering berbunyi menandakan adanya gangguan yang mungkin memerlukan perawatan medis. Dokter akan memberikan pilihan perawatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Jika Anda merasakan lutut sakit saat berbunyi, Anda dapat mencegah berkembangnya penyakit arthritis dengan melakukan beberapa hal yang direkomendasikan oleh para ahli. Menjaga berat badan ideal Menggunakan kompres panas dan es untuk mengurangi peradangan Terapi fisik dan latihan untuk memperkuat otot-otot yang menopang sendi dan meningkatkan jangkauan gerak Rutin melakukan olahraga yang berdampak rendah sehingga tidak terlalu membebani lutut, misalnya jalan kaki, berenang, bersepeda santai, yoga, atau tai chi Mengonsumsi makanan sehat Menghindari produk tembakau. Jika diperlukan, Anda mungkin dapat diianjurkan untuk melakukan terapi perilaku kognitif. Dokter juga bisa merekomendasikan penggunaan obat dan suplemen, termasuk konsumsi suplemen nutrisi sendi, pemberian obat antiradang nonsteroid, dan/atau obat resep berupa suntikan steroid ke dalam sendi. Apa yang terjadi jika kondisi ini tidak diobati? Lutut yang sering berbunyi dianggap lebih berisiko mengalami radang sendi Lutut berbunyi tanpa rasa sakit umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa lutut yang lebih berisik’ memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami arthritis atau radang sendi di masa depan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu menjaga kondisi lutut dengan melakukan tindakan perawatan seperti yang disarankan di atas. Anda juga perlu segera mengunjungi dokter apabila merasakan gejala lutut sakit saat berbunyi. Kondisi lutut sakit dan sering berbunyi yang diabaikan, bisa menyebabkan kerusakan yang lebih berat. Keterlambatan penanganan arthritis atau kerusakan sendi lutut lainnya, dapat membuat Anda harus menjalani operasi atau penggantian sendi lutut. Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play. Jakarta - Nyeri lutut yang dirasakan saat naik dan turun tangga lazim dirasakan oleh lansia, terutama yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh penyakit radang sendi atau osteoarthritis yang umum dialami nyeri lutut saat naik atau turun tangga tidak hanya dirasakan lansia. Dr Freddie Fu, pakar bedah ortopedi dari University of Pittsburgh Schools of the Health Sciences mengatakan nyeri lutut saat naik tangga bisa terjadi bukan hanya karena penyakit radang sendi."Kekuatan otot quadricep dan paha yang lemah membuat seseorang bisa saja merasakan nyeri saat naik dan turun tangga. Selain itu, otot yang kaku karena tidak pernah olahraga juga bisa menjadi sebabnya," tutur Fu, dikutip dari NY Times. Baca juga Kenali, Ini Berbagai Penyebab Rusaknya Tulang Rawan di LututHal senada juga dikatakan oleh Dr Kevin J Bozic dari University of California, San Francisco. Secara umum, turun tangga akan lebih membebani lutut daripada naik tangga. Hal ini dikarenakan saat turun, beban yang diterima lutut berasal dari bagian atas menghindarinya, tentu saja harus melakukan latihan otot paha dan quadriceps agar beban tak seluruhnya diterima oleh lutut. Latihannya cukup mudah hanya dengan menaikkan kaki selama 10-15 menit per hari."Berbaring dan tekuk satu kaki. Luruskan kaki yang satu lagi dan angkat perlahan-lahan, lalu turunkan setelah beberapa detik. Ulangi gerakan serupa dengan kaki yang lain selama kurang lebih 10-15 menit per hari," lupa juga untuk selalu stretching saat terlalu lama duduk. Terlalu lama duduk menyebabkan otot kaku, yang akan menyebabkan lutut terasa nyeri saat naik dan turun tangga."Cara lainnya adalah dengan turun tangga mundur. Turun tangga mundur membagi beban lutut ke punggung sehingga rasa nyeri bisa berkurang. Namun hati-hati jangan sampai Anda terjatuh," juga Ini Sebabnya Osteoarthritis Bisa Picu Nyeri dan Kaku pada Lutut mrs/vit Jakarta - Saat usia tidak lagi muda, naik tangga bisa jadi aktivitas yang terasa sangat berat. Napas menjadi tersengal, bahkan sesekali terdengar bunyi kretek-kretek dari sendi, misalnya pada dasarnya seseorang yang sendinya berbunyi kretek-kretek saat naik tangga atau yang disebut dengan krepitasi belum tentu mengidap penyakit radang sendi atau osteoarthritis OA. Demikian diungkapkan dr Ade Sri Wahyuni SpRM."Tapi itu adalah gejala awal dari OA. Maka, jika sudah muncul gejala harus dilakukan pelatihan otot," kata dr Ade, dalam media visit Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta Selatan, Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu 4/5/2016. Nah, pelatihan otot yang disarankan oleh dr Ade antara lain adalah melakukan gerakan quad set, leg raise, dan sit to stand. Misalnya, leg raise, cukup angkat kaki lalu tahan sebentar dan lakukan pengulangan dalam hitungan 2x10. Sedangkan, sit to stand, bisa dilakukan juga oleh lansia, dalam posisi setengah duduk, lalu tekut lututnya."Maksimal 90 derajat ya, posisi ini tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Sedangkan, untuk quad set dilakukan dengan meletakkan handuk hangat atau bola hangat di bawah lutut, lalu tekan lutut sekitar 10 hitungan, dan lepas," kata dr menambahkan, latihan ini boleh dilakukan sesering mungkin. Namun, setiap sesi harus dilakukan sesuai aturan. Setelah duduk di lantai, letakkan kaki dalam posisi lurus dan letakkan handuk panas di bawah lutut kemudian tahan sampai hitungan. Selain melakukan latihan otot, untuk menghindari lutut semakin sakit, saat naik atau turun tangga dr Ade juga punya trik Juga Usia Semakin Bertambah, Kenapa Sendi Semakin Sering Nyeri?"Kalau naik tangga, gunakan lutut yang sehat duluan, kalau turun lakukan sebaiknya. Hal ini dilakukan agar lutut yang sakit tidak menumpu terlalu banyak. Naik turun tangga itu sebenarnya bagus untuk kebugaran tubuh seperti kesehatan jantung dan respirasi pada paru-paru. Tapi, naik turun tangga akan membuat sendi kita menyangga beban yang lebih berat. Kenaikan beban yang ditumpukkan pada lutut bisa sampai 3-4 kali beban. Sehingga kalau otot tidak kuat, pasti nyeri," ujar dr AdeSementara itu, OA atau radang sendi banyak terjadi karena faktor degeneratif atau usia. Nah, gangguan sendi yang kronis biasanya disertai kerusakan tulang rawan sendi. Dengan pemeriksaan X-ray, akan terlihat tulang rawan tidak lurus. Penelitian menunjukkan wanita lebih sering terkean OA dibanding pria karena wanita akan hamil dan aktivitasnya lebih banyak. Namun, untuk di Indonesia, OA lebih banyak terjadi pada Juga Olahraga Tak Boleh 'Maksa', Salah-salah Malah Bikin Ostheoarthritis rdn/rdn Oleh Dahlan Iskan IA pengusaha kaya. Punya pabrik kecap dan saus. Punya kebun durian. Vilanya di lereng gunung Penanggungan besar dan indah. Waktu saya ke vila itu lagi, bulan lalu, ada lift baru. Padahal vila itu hanya 2 lantai. Dulu tidak ada lift itu. Rupanya ia tidak tahan lagi lutut kirinya kesakitan –untuk naik tangga. Problem lutut kanannya sudah hilang. Sejak dioperasi di Singapura beberapa tahun sebelumnya. Pandemi membuat ia tidak bisa ke luar negeri. Kesakitan lutut yang satunya ia atasi dengan membangun lift. Masalahnya, lutut tidak hanya untuk naik tangga. Ia harus ke kebun. Ia harus ke pabrik. Akhirnya ia putuskan operasi ganti lutut di Surabaya saja. Berhasil. “Bahkan tidak sesakit waktu operasi di Singapura,” katanya. Saat saya kembali ke vilanya itu saya tidak tahu kalau ia baru ganti lutut. Jalannya biasa saja. Hanya karena saya mempertanyakan mengapa membangun lift ia bercerita semuanya. “Akhirnya lift ini dibangun untuk tidak dipakai,” guraunya. Dan karena operasinya di Surabaya maka harga lift itu menjadi jauh lebih mahal dari harga lutut barunya. Teman saya yang lain juga mengeluhkan lutut. Wanita. Umur 55 tahun. Pegiat kebugaran untuk dirinyi sendiri. Dia sudah membuat rencana untuk operasi lutut di Jerman. Dia juga sudah minta info kepada redaktur olahraga Harian Disway di mana bintang-bintang sepak bola Eropa itu operasi kaki. Penjajakan ke Jerman pun dilakukan secara online. Ke RS di Munchen. Biaya tidak ada masalah. Sebelum menjajaki Jerman dia sudah observasi kemungkinan operasi ganti lutut di Singapura. Persiapan juga sudah dilakukan. Tapi dia mantap yang di Jerman itu. Keputusan akhirnya dia operasi di Surabaya. Teman-teman Tionghoanya pun setengah menertawakannyi. Setengah lagi mencibirkan. Kok mempertaruhkan operasi begitu penting di dalam negeri. Di Surabaya pula. Memang banyak rumah sakit hebat di Surabaya. Tapi dia melakukan operasinya tidak di situ. Rumah sakit yang dia pilih ini mungkin hanya pernah didengar oleh kalangan tertentu di sebagian wilayah Surabaya Utara RS Al Irsyad. Lokasinya di daerah yang padat di Jalan KH Mas Mansyur Surabaya. “Awalnya waktu memasuki Jalan Mas Mansyur ini hati saya kecil. Kok begini padat. Tapi setelah lihat rumah sakitnya agak terhibur,” katanyi. Lalu dia kaget-senang setelah memasukinya. Bagus sekali. Tidak menyangka,” tambahnyi. Lebih kaget lagi dia lihat ada beberapa pasien Tionghoa di situ. “Saya pikir hanya akan saya sendiri yang pasien Tionghoa. Saya pikir semua pasiennya orang Arab,” katanyi. Daerah itu memang dikenal sebagai kampung Arab. Letak RS itu memang hanya sepelemparan batu dari Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel. Di Surabaya kampung Arab itu berada di sebelah Pecinan kawasan Kembang Jepun. Memang Al Irsyad punya gedung baru. Sembilan lantai. Letaknya di seberang RS Al Irsyad yang lama. Dari lantai atas gedung baru ini terlihat masjid Ampel. Terlihat juga keindahan jembatan Suramadu. Ada jembatan penghubung gedung lama dan gedung baru. Yang melintas di atas Jalan KH Mas Mansyur. Jembatan itu hampir selesai dibangun. Jembatan itu tidak hanya akan dipakai lalu lintas orang dan barang. Pun dokumen medis, obat, dan hasil lab dikirim lewat situ pakai teknologi pelontar. Di gedung baru itu ada empat ruang operasi, kamar-kamar VIP, fasilitas melahirkan dan operasi orthopedi. Desain gedungnya, ruangannya, finishing-nya, pilihan materialnya, dan warnanya mengesankan sangat modern. “Kami terinspirasi oleh RS modern di Turki dan RS baru di Jogja,” ujar dr Ahmad Bakarman, direktur RS Al Irsyad. Dengan gedung baru itu, kata Bakarman, Al Irsyad memilih dua unggulan layanan orthopedi dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya ahli orthopedi terkemuka Surabaya Prof Dr Dwikora ada di RS ini. Dwikora, 57 tahun, asli Universitas Airlangga. Pendidikan dokter, spesialis 1, spesialis 2, doktor, dan guru besarnya di Unair. Ia beberapa kali ke Jepang memperdalam keahliannya. Ia lahir di Jember. Sekolahnya di SD Katolik di kota itu. Lalu ke SMP dan SMA Negeri. Saat di SMA, Dwi masuk RS selama sebulan kena tifus. Saat itulah Ia terpikir untuk jadi dokter. Prof Dwikora tidak berhenti sebagai ilmuwan. Ia terus melakukan penelitian di bidangnya. Yang terakhir soal tulang rawan. Kerusakan tulang rawan begitu sulit diperbaiki. Itu karena di tulang rawan tidak ada saluran darah. Juga tidak memiliki syaraf. Tulang rawan yang aus, atau rusak, tidak bisa tumbuh lagi. Di luar negeri, katanya, sudah ada bahan untuk menambal tukang rawan. Tapi mahalnya ampun-ampun. Tidak akan terjangkau oleh pasien Indonesia. Itulah yang ingin ia atasi. Dengan bahan lokal yang aman bubuk tulang rawan sapi yang dipilih dan diproses secara khusus. Uji coba terhadap binatang sudah dilakukan. Sudah selesai. Sudah terbukti. Jurnal internasional sudah banyak ia publikasikan. Setahun terakhir ia mulai mencoba untuk manusia. Hanya pasien yang bersedia menjalaninya saja yang mendapat layanan seperti itu. Sudah sekitar 10 orang pasien yang mau mengikuti uji coba itu. Di Indonesia memang baru Prof Dwikora yang melakukannya. “Hasilnya sangat baik,” ujarnya. Tapi Prof Dwi belum berani memublikasikan di jurnal internasional. “Yang saya publikasikan baru tulisan yang bersifat case report. Belum jurnal,” katanya. Untuk penelitiannya itu, Prof Dwi bekerja sama dengan bank jaringan milik Unair. Yang sudah memproduksi jaringan apa saja. Dalam bentuk bubuk. Penelitian di bank jaringan Unair memang sudah sangat maju. Tepung tulang rawan sapi itu dicampur stem cell. Untuk disatukan dengan tulang rawan pasien yang harus diperbaiki. Menurut Prof Dwi, keahlian dokter Indonesia di bidang pinggul dan lutut sudah sejajar di negara maju. Tidak boleh diragukan lagi. Ganti tulang pinggul dan ganti lutut sudah sangat mahir. Ahlinya pun sudah banyak. Mereka punya perkumpulan ahli pinggul dan lutut IHKS Indonesian hip knee society. Anggotanya harus dokter orthopedi yang punya minat khusus pada kasus pinggul dan lutut. Di Surabaya ada 7 orang ­–dari 77 se-Indonesia. “Dokternya sudah lari. Tinggal perawatnya yang terus kita bina. Kita ikutkan pendidikan-pendidikan kami,” katanya. Dua kekurangan lainnya adalah kualitas manajemen rumah sakit dan kualitas ruang operasi. “Tidak semua ruang operasi bisa dipakai untuk operasi pinggul dan lutut,” katanya. Persyaratan itulah yang ia kenakan ketika RS Al Irsyad memintanya bergabung. Semua keinginan Prof Dwi harus dipenuhi. Dan itu berarti harus membangun gedung baru. Gedung lamanya sudah tidak bisa dikembangkan. Itulah gedung yang asalnya rumah tiga kapling milik AR Baswedan –kakek Gubernur Jakarta sekarang, Prof Anies Baswedan PhD. Rumah tersebut di tahun 1970-an disumbangkan ke Yayasan Al Irsyad asal digunakan untuk rumah sakit. Anies sempat ke RS lama itu saat ia menjabat menteri pendidikan. Pandemi ternyata menambah kepercayaan orang-orang kaya pada kemampuan dokter bangsa sendiri. * Oleh Dahlan Iskan IA pengusaha kaya. Punya pabrik kecap dan saus. Punya kebun durian. Vilanya di lereng gunung Penanggungan besar dan indah. Waktu saya ke vila itu lagi, bulan lalu, ada lift baru. Padahal vila itu hanya 2 lantai. Dulu tidak ada lift itu. Rupanya ia tidak tahan lagi lutut kirinya kesakitan –untuk naik tangga. Problem lutut kanannya sudah hilang. Sejak dioperasi di Singapura beberapa tahun sebelumnya. Pandemi membuat ia tidak bisa ke luar negeri. Kesakitan lutut yang satunya ia atasi dengan membangun lift. Masalahnya, lutut tidak hanya untuk naik tangga. Ia harus ke kebun. Ia harus ke pabrik. Akhirnya ia putuskan operasi ganti lutut di Surabaya saja. Berhasil. “Bahkan tidak sesakit waktu operasi di Singapura,” katanya. Saat saya kembali ke vilanya itu saya tidak tahu kalau ia baru ganti lutut. Jalannya biasa saja. Hanya karena saya mempertanyakan mengapa membangun lift ia bercerita semuanya. “Akhirnya lift ini dibangun untuk tidak dipakai,” guraunya. Dan karena operasinya di Surabaya maka harga lift itu menjadi jauh lebih mahal dari harga lutut barunya. Teman saya yang lain juga mengeluhkan lutut. Wanita. Umur 55 tahun. Pegiat kebugaran untuk dirinyi sendiri. Dia sudah membuat rencana untuk operasi lutut di Jerman. Dia juga sudah minta info kepada redaktur olahraga Harian Disway di mana bintang-bintang sepak bola Eropa itu operasi kaki. Penjajakan ke Jerman pun dilakukan secara online. Ke RS di Munchen. Biaya tidak ada masalah. Sebelum menjajaki Jerman dia sudah observasi kemungkinan operasi ganti lutut di Singapura. Persiapan juga sudah dilakukan. Tapi dia mantap yang di Jerman itu. Keputusan akhirnya dia operasi di Surabaya. Teman-teman Tionghoanya pun setengah menertawakannyi. Setengah lagi mencibirkan. Kok mempertaruhkan operasi begitu penting di dalam negeri. Di Surabaya pula. Memang banyak rumah sakit hebat di Surabaya. Tapi dia melakukan operasinya tidak di situ. Rumah sakit yang dia pilih ini mungkin hanya pernah didengar oleh kalangan tertentu di sebagian wilayah Surabaya Utara RS Al Irsyad. Lokasinya di daerah yang padat di Jalan KH Mas Mansyur Surabaya. “Awalnya waktu memasuki Jalan Mas Mansyur ini hati saya kecil. Kok begini padat. Tapi setelah lihat rumah sakitnya agak terhibur,” katanyi. Lalu dia kaget-senang setelah memasukinya. Bagus sekali. Tidak menyangka,” tambahnyi. Lebih kaget lagi dia lihat ada beberapa pasien Tionghoa di situ. “Saya pikir hanya akan saya sendiri yang pasien Tionghoa. Saya pikir semua pasiennya orang Arab,” katanyi. Daerah itu memang dikenal sebagai kampung Arab. Letak RS itu memang hanya sepelemparan batu dari Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel. Di Surabaya kampung Arab itu berada di sebelah Pecinan kawasan Kembang Jepun. Memang Al Irsyad punya gedung baru. Sembilan lantai. Letaknya di seberang RS Al Irsyad yang lama. Dari lantai atas gedung baru ini terlihat masjid Ampel. Terlihat juga keindahan jembatan Suramadu. Ada jembatan penghubung gedung lama dan gedung baru. Yang melintas di atas Jalan KH Mas Mansyur. Jembatan itu hampir selesai dibangun. Jembatan itu tidak hanya akan dipakai lalu lintas orang dan barang. Pun dokumen medis, obat, dan hasil lab dikirim lewat situ pakai teknologi pelontar. Di gedung baru itu ada empat ruang operasi, kamar-kamar VIP, fasilitas melahirkan dan operasi orthopedi. Desain gedungnya, ruangannya, finishing-nya, pilihan materialnya, dan warnanya mengesankan sangat modern. “Kami terinspirasi oleh RS modern di Turki dan RS baru di Jogja,” ujar dr Ahmad Bakarman, direktur RS Al Irsyad. Dengan gedung baru itu, kata Bakarman, Al Irsyad memilih dua unggulan layanan orthopedi dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya ahli orthopedi terkemuka Surabaya Prof Dr Dwikora ada di RS ini. Dwikora, 57 tahun, asli Universitas Airlangga. Pendidikan dokter, spesialis 1, spesialis 2, doktor, dan guru besarnya di Unair. Ia beberapa kali ke Jepang memperdalam keahliannya. Ia lahir di Jember. Sekolahnya di SD Katolik di kota itu. Lalu ke SMP dan SMA Negeri. Saat di SMA, Dwi masuk RS selama sebulan kena tifus. Saat itulah Ia terpikir untuk jadi dokter. Prof Dwikora tidak berhenti sebagai ilmuwan. Ia terus melakukan penelitian di bidangnya. Yang terakhir soal tulang rawan. Kerusakan tulang rawan begitu sulit diperbaiki. Itu karena di tulang rawan tidak ada saluran darah. Juga tidak memiliki syaraf. Tulang rawan yang aus, atau rusak, tidak bisa tumbuh lagi. Di luar negeri, katanya, sudah ada bahan untuk menambal tukang rawan. Tapi mahalnya ampun-ampun. Tidak akan terjangkau oleh pasien Indonesia. Itulah yang ingin ia atasi. Dengan bahan lokal yang aman bubuk tulang rawan sapi yang dipilih dan diproses secara khusus. Uji coba terhadap binatang sudah dilakukan. Sudah selesai. Sudah terbukti. Jurnal internasional sudah banyak ia publikasikan. Setahun terakhir ia mulai mencoba untuk manusia. Hanya pasien yang bersedia menjalaninya saja yang mendapat layanan seperti itu. Sudah sekitar 10 orang pasien yang mau mengikuti uji coba itu. Di Indonesia memang baru Prof Dwikora yang melakukannya. “Hasilnya sangat baik,” ujarnya. Tapi Prof Dwi belum berani memublikasikan di jurnal internasional. “Yang saya publikasikan baru tulisan yang bersifat case report. Belum jurnal,” katanya. Untuk penelitiannya itu, Prof Dwi bekerja sama dengan bank jaringan milik Unair. Yang sudah memproduksi jaringan apa saja. Dalam bentuk bubuk. Penelitian di bank jaringan Unair memang sudah sangat maju. Tepung tulang rawan sapi itu dicampur stem cell. Untuk disatukan dengan tulang rawan pasien yang harus diperbaiki. Menurut Prof Dwi, keahlian dokter Indonesia di bidang pinggul dan lutut sudah sejajar di negara maju. Tidak boleh diragukan lagi. Ganti tulang pinggul dan ganti lutut sudah sangat mahir. Ahlinya pun sudah banyak. Mereka punya perkumpulan ahli pinggul dan lutut IHKS Indonesian hip knee society. Anggotanya harus dokter orthopedi yang punya minat khusus pada kasus pinggul dan lutut. Di Surabaya ada 7 orang ­–dari 77 se-Indonesia. “Dokternya sudah lari. Tinggal perawatnya yang terus kita bina. Kita ikutkan pendidikan-pendidikan kami,” katanya. Dua kekurangan lainnya adalah kualitas manajemen rumah sakit dan kualitas ruang operasi. “Tidak semua ruang operasi bisa dipakai untuk operasi pinggul dan lutut,” katanya. Persyaratan itulah yang ia kenakan ketika RS Al Irsyad memintanya bergabung. Semua keinginan Prof Dwi harus dipenuhi. Dan itu berarti harus membangun gedung baru. Gedung lamanya sudah tidak bisa dikembangkan. Itulah gedung yang asalnya rumah tiga kapling milik AR Baswedan –kakek Gubernur Jakarta sekarang, Prof Anies Baswedan PhD. Rumah tersebut di tahun 1970-an disumbangkan ke Yayasan Al Irsyad asal digunakan untuk rumah sakit. Anies sempat ke RS lama itu saat ia menjabat menteri pendidikan. Pandemi ternyata menambah kepercayaan orang-orang kaya pada kemampuan dokter bangsa sendiri. *

dengkul ngilu saat naik tangga